#BURUNG_SIKATAN_DI_INDONESIA
Oleh: Masykur Arwani AD
681. SIKATAN-RIMBA DADA-COKLAT Rhinomyias olivacea Lembar Gambar 76
(I: Fulvous-chested Jungle-Flycatcher)
Deskripsi: Berukuran sedang (15 cm), berwarna kecoklatan. Tubuh bagian atas coklat keabuan, tersapu merah
karat pada tungging dan ekor. Dagu dan tenggorokan keputih-putihan, garis tebal melintang pada dada berwarna
kuning kecoklatan (bukan kelabu), perut dan ekor bawah keputih-putihan.
Iris coklat, paruh hitam, kaki merah muda.
Suara: Dengungan yang memanjang, nada konstan per detik, diselingi dengan nyanyian yang terburu-buru.
Frase nyanyian terdiri dari tujuh sampai sembilan nada dengan nada yang berbeda. Setiap frase memakan waktu
sekitar 1,5 detik, khas nyanyian sikatan (D.A.H).
Penyebaran global: Semenanjung Malaysia dan Sunda Besar.
Penyebaran lokal dan status: Di Jawa, Bali, dan Sumatera (termasuk Belitung), agak jarang di dataran rendah
sampai ketinggian 1.200 m. Ditemukan hanya secara lokal di Kep. Natuna, Banggi, dan Belambangan
(Kalimantan bagian utara).
Kebiasaan: Mengunjungi pinggir hutan, hutan sekunder, dan perkebunan. Tinggal pada tajuk bawah. Berburu
sendirian di antara dedaunan, terbang mengejar serangga.
682. SIKATAN-RIMBA COKLAT Rhinomyias brunneata Lembar Gambar 76
(I: Brown-chested Jungle-flycatcher)
Deskripsi: Berukuran sedang (15 cm), berwarna kecoklatan. Mirip Sikatan-rimba dada-coklat. Perbedaannya:
garis pada dada coklat pucat, ada sisik gelap samar pada kerongkongan yang keputih-putihan, rahang bawah
pucat. Remaja: tubuh bagian atas bersisik kuning tua, rahang bawah berujung hitam.
Iris coklat, paruh atas kehitaman, pangkal keputih-putihan di bawah, kaki merah muda.
Suara: Dengungan parau.
Penyebaran global: Di Asia tenggara, bermigrasi ke selatan pada musim dingin sampai Semenanjung Malaysia.
Penyebaran lokal dan status: Migran yang langka, tercatat satu kali di Brunei.
Kebiasaan: Tinggal pada tajuk bawah di pinggir hutan, hutan sekunder, dan perkebunan.
683. SIKATAN-RIMBA DADA-KELABU Rhinomyias umbratilis Lembar Gambar 76
(I: Grey-chested Flycatcher)
Deskripsi: Berukuran sedang (15 cm), berwarna coklat. Kerongkongan putih, kontras dengan garis kelabu
kecoklatan pada dada. Remaja: sayap bergaris kuning-merah karat dan bersisik. Perbedaannya dengan beberapa
burung pengoceh yang berwarna sama: pada tingkah laku dan tanpa alis, lingkar mata, atau kumis.
Perbedaannya dengan sikatan-rimba lain: warna garis pada dada kelabu, bukan coklat.
Iris coklat tua, paruh hitam, kaki kelabu-merah muda.
Suara: Nyanyian terdiri dari empat sampai enam nada yang merdu, lemah, berkerincing menurun: “tii, ti-ti-tu�ti-tu” (M.&W.). Juga tiga nada yang bernada sama diikuti dengan getaran.
Penyebaran global: Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan.
Penyebaran lokal dan status: Di Sumatera (termasuk pulau-pulau di sekitarnya) dan Kalimantan, penetap
setempat di hutan primer dan hutan sekunder dataran rendah, hutan rawa gambut, dan perkebunan, sampai
ketinggian 1.000 m.
Kebiasaan: Khas kebiasaan sikatan. Menghabiskan waktu pada tumbuhan bawah di hutan. Mengejar serangga,
tetapi tidak hinggap di tanah.
684. SIKATAN-RIMBA EKOR-MERAH Rhinomyias ruficauda Lembar Gambar 76
(I: Rufous-tailed Jungle-flycatcher)
Deskripsi: Berukuran sedang (15 cm), berwarna coklat merah-karat. Ekor berwarna coklat berangan terang.
Tubuh bagian bawah keputih-putihan, garis dada kelabu, tungging kuning kemerahan. Perbedaannya dengan
Sikatan-rimba dada-kelabu: ekor sangat merah karat.
Iris coklat suram, paruh hitam, kaki merah jambu kebiruan.
Suara: “Cirr” memanjang.
Penyebaran global: Filipina dan Kalimantan.
Penyebaran lokal dan status: Di Kalimantan terbatas di barisan pegunungan tinggi, antara ketinggian 1.000-
2.000 m. Jarang tercatat pada permukaan laut.
Kebiasaan: Pada waktu terbang, memburu serangga dari tenggeran rendah atau dalam tetumbuhan. Hidup di
pinggir hutan dan hutan terbuka.
685. SIKATAN-RIMBA GUNUNG Rhinomyias gularis Lembar Gambar 76
(I: Eye-browed Jungle-flycatcher)
Deskripsi: Berukuran sedang (15 cm), berwarna coklat kemerahan. Tubuh bagian atas merah- coklat karat,
muka kemerahan, kekang dan alis kuning tua khas. Tubuh bagian bawah kelabu dengan tenggorokan putih yang
sangat kontras, perut bawah nyaris putih.
Iris coklat, paruh hitam, kaki kelabu.
Suara: Dengungan keras ketika bersarang. Pada waktu lain diam.
Penyebaran global: Filipina dan Kalimantan.
Penyebaran lokal dan status: Umum terdapat di Kalimantan, penetap di gunung-gunung tinggi, antara
ketinggian 1.000-2.000 m, tercatat dari G. Kinabalu ke selatan sampai Tawa Abo, Gunung Mulu, dan Kayan
Mentarang.
Kebiasaan: Penuh rasa ingin tahu. Seperti cingcoang atau kucica. Tinggal dekat tanah, sendirian atau dalam
kelompok kecil.
Catatan: Beberapa penulis cenderung untuk membagi jenis ini ke dalam tiga jenis Filipina (goodfellowi,
albigularis, dan insignis) serta R. gularis sebagai endemik Kalimantan.
686. SIKATAN SISI-GELAP Muscicapa sibirica Lembar Gambar 76
(I: Dark-sided Flyatcher)
Deskripsi: Berukuran kecil (13 cm), berwarna coklat jelaga dengan sisi tubuh gelap. Tubuh bagian atas coklat
jelaga, garis sayap kuning tua. Tubuh bagian bawah putih dengan sisi berbintik kelabu jelaga, ada garis berbintik
kelabu melintang pada dada atas. Lingkar mata putih, setengah kerah putih mencolok, kumis bercoret-coret
hitam. Remaja: berbercak putih pada wajah dan punggung.
Iris coklat tua, paruh dan kaki hitam.
Suara: “Ci-ep, ci-ep, ci-ep” yang riang.
Penyebaran global: Berbiak di Asia timur laut dan Himalaya. Pada musim dingin bermigrasi ke Cina selatan,
Palawan, Asia tenggara, dan Sunda Besar.
Penyebaran lokal dan status: Pengunjung tetap di Sumatera utara dan Kalimantan bagian utara (termasuk
Natuna dan Anambas), tetapi tidak umum di perbukitan, biasanya sampai ketinggian 1.000 m. Pengunjung
yang langka di hutan pegunungan sampai ketinggian 1.500 m di Jawa barat. Tidak ditemukan di Bali.
687. SIKATAN BURIK Muscicapa griseisticta Lembar Gambar 76
(I: Grey-streaked Flycatcher)
Deskripsi: Berukuran sedang (15 cm), berwarna coklat-kelabu. Lingkar mata putih, tubuh bagian bawah putih
bercoret kelabu mencolok. Ada garis sempit putih melintang pada dahi (sulit terlihat di lapangan) dan garis
pucat suram pada sayap.
Iris coklat, paruh dan kaki hitam.
Suara: Tidak tercatat di Kalimantan.
Penyebaran global: Berbiak di Asia timur laut. Pada musim dingin bermigrasi ke Cina selatan, Filipina, dan
Sulawesi sampai P. Irian.
Penyebaran lokal dan status: Pengunjung musim dingin yang langka tercatat di Sabah, Kalimantan barat, dan
Kalimantan timur.
Kebiasaan: Pemalu, biasa ditemukan di dekat aliran air, di hutan lebat, hutan terbuka, dan pinggir hutan.
688. SIKATAN BUBIK Muscicapa dauurica Lembar Gambar 76
(I: Asian Brown Flycatcher)
Deskripsi: Berukuran kecil (12 cm), berwarna coklat keabuan. Ras pengembara latirostris: tubuh bagian atas
coklat-kelabu, tubuh bagian bawah keputih-putihan, sisi dada dan sisi tubuh kelabu kecoklatan, lingkar mata
putih. Penghuni Kalimantan ras umbrosa: lebih kecil dan lebih gelap, terutama pada kepala. Pengembara lain
(bentuk williamsoni): lebih coklat, tersapu warna karat pada tubuh bagian atas, sisi tubuh bercoret kuning tua,
lingkar mata kuning tua.
Iris coklat, paruh hitam dengan pangkal rahang bawah kuning, kaki hitam.
Suara: Getaran “crr” lembut dan nyanyian lemah yang tenang, tetapi biasanya diam.
Penyebaran global: Berbiak di Asia timur laut dan Himalaya. Pada musim dingin mengembara ke selatan
sampai India, Asia tenggara, Filipina, Sulawesi, dan Sunda Besar. Populasi penetap dan/atau migran juga
terdapat di Filipina, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan, dan Sumba.
Penyebaran lokal dan status: Pada musim dingin, populasi Asia utara secara tetap mengunjungi daerah dengan
ketinggian sampai 1.500 m di seluruh Sunda Besar (termasuk pulau-pulau di sekitarnya). Ras subtropis dan
tropis diketahui dari Sumatera (penetap dan migran di Semenanjung Malaysia) dan Kalimantan bagian utara.
Kebiasaan: Menyukai pinggir hutan atau hutan perbukitan, tetapi kadang-kadang juga ditemukan di hutan
terbuka dan kebun. Sebagian mengunjungi pulau-pulau lepas pantai. Umumnya hidup sendirian atau bergabung
dalam kelompok jenis campuran. Menangkap serangga dari tenggeran di atas pohon dan menggeletarkan ekor
dengan cara yang khas ketika kembali ke tenggeran.
Catatan: Ras-ras tropis penetap kadang-kadang diperlakukan sebagai beberapa jenis, yaitu M. williamsoni di
Semenanjung Malaysia dan Kalimantan, M. randi di Filipina, dan M. segregata di Sumba. Kelihatannya burung
dengan bulu peralihan menunjukkan antarkawin dengan Asian Brown Flycatcher.
689. SIKATAN BESI Muscicapa ferruginea Lembar Gambar 76
(I: Ferruginous Flycatcher)
Deskripsi: Berukuran kecil (12 cm), berwarna coklat kemerahan. Lingkar mata kuning tua, ada bercak putih
pada tenggorokan. Kepala warna jelaga, punggung coklat, tunggir merah karat. Tubuh bagian bawah putih
dengan sisi tubuh dan penutup ekor bawah merah karat.
Iris coklat, paruh dan kaki hitam.
Suara: Biasanya diam pada musim dingin.
Penyebaran global: Berbiak di Himalaya dan Cina selatan, pada musim dingin bermigrasi ke selatan sampai
Sunda Besar.
Penyebaran lokal dan status: Tercatat di Sumatera dan Kalimantan bagian utara, merupakan pengunjung yang
tidak umum ke lereng-lereng gunung rendah, biasanya pada ketinggian antara 500-1.500 m. Pengunjung yang
tidak umum pada semua ketinggian di Jawa barat. Di Bali tidak tercatat.
Kebiasaan: Pemalu. Tinggal di bukaan dan pinggiran sungai kecil dan di tepi hutan rimba. Memburu serangga
dari tenggeran rendah.
690. SIKATAN HIJAU-LAUT Eumyias thalassina Lembar Gambar 76
(I: Verditer Flycatcher; M: Burung Sambar Ranting)
Deskripsi: Berukuran agak besar (16 cm), berwarna biru kehijauan. Jantan: kekang hitam, betina: lebih buram
dengan kekang suram. Kedua jenis kelamin: penutup ekor bawah bersisik keputih-putihan. Remaja: coklat keabuan. tersapu kehijauan, bersisik dan berbintik kuning tua dan kehitaman. Perbedaannya dengan bentuk fase
biru Philentoma sayap-merah: mata tidak merah; dengan Sikatan biru-muda jantan dan Sikatan ninon: warna
lebih hijau, ada sisik keputih-putihan pada tungging yang kelabu biru.
Iris coklat, paruh hitam, kaki kehitaman.
Suara: Kicauan berirama, kurang parau dibandingkan dengan Sikatan biru-muda. Nada gemeretak keras yang
khas (C.H).
Penyebaran global: India sampai Cina selatan, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan
Kalimantan.
Penyebaran lokal dan status: Di Sumatera dan Kalimantan, kadang-kadang ada di dataran rendah dan
perbukitan, sampai ketinggian 1.400 m, tetapi biasanya lebih rendah.
Kebiasaan: Memburu serangga, terbang dari tenggeran yang mencolok pada tajuk hutan terbuka atau pinggir
hutan bekas tebangan.
691. SIKATAN NINON Eumyias indigo Lembar Gambar 76
(I: Indigo Flycatcher)
Deskripsi: Berukuran sedang (14 cm), berwarna biru-nila gelap (warna utama), paling gelap, nyaris hitam di
sekitar pangkal paruh. Dahi keputih-putihan, meluas menjadi alis di atas mata. Dada bawah keabuan, berangsur�angsur berubah menjadi keputih-putihan pada perut. Tungging kuning tua (putih pada burung Jawa). Remaja:
dada dan tenggorokan berbercak merah muda.
Iris coklat-merah, paruh dan kaki hitam.
Suara: Seri panjang terdiri dari cicitan "fi-fu-fiu-fi-fii-...." yang berdering dan “trrrr-tr” keras.
Penyebaran global: Endemik di Sunda Besar.
Penyebaran lokal dan status: Di Sumatera, Kalimantan (tercatat di G. Kinabalu ke v sampai G. Murud, G.
Mulu, dan Kayan Mentarang), dan Jawa, penetap yang cukup umum di daerah perbukitan dan pegunungan,
antara ketinggian 900-3.000 m. Di Bali tidak tercatat.
Kebiasaan: Hidup di hutan gelap di pegunungan, tetapi cukup jinak dan mudah didekati. Umumnya bertengger
rendah, dekat tanah, suka ikut kelompok campuran.
692. SIKATAN EMAS Ficedula zanthopygia Lembar Gambar 77
(I: Yellow-rumped Flycatcher)
Deskripsi: Berukuran kecil (13 cm), berwarna kuning, putih, dan hitam (jantan) atau coklat (betina). Jantan:
tunggir, tenggorokan, dada, dan perut atas kuning; perut bawah dan penutup ekor bawah putih. Bagian lain
hitam, kecuali alis dan garis sayap putih. Betina: tubuh bagian atas coklat buram, tubuh bagian bawah berwarna
lebih pucat, tunggir kuning buram. Perbedaannya dengan jantan dan betina Sikatan narsis: alis putih, punggung
jantan lebih hitam, dan tunggir betina kuning.
Iris coklat, paruh dan kaki hitam.
Suara: Khas: "pirip, pirip, ...." yang merdu, diselingi "tiit". Kadang-kadang juga terdengar kicauan yang
pendek.
Penyebaran global: Berbiak di Asia timur laut, mengembara pada musim dingin ke selatan sampai Cina
selatan, Asia tenggara, dan Sunda Besar.
Penyebaran lokal dan status: Pengunjung musim dingin yang tidak umum, sampai ketinggian 900 m di
Sumatera. Di Kalimantan tercatat hanya di Anambas dan Brunei. Di Jawa dan Bali agak jarang, terdapat secara
teratur di beberapa tempat.
Kebiasaan: Mengunjungi daerah bersemak dan pohon rimbun. Lebih sering terdengar daripada terlihat.
Catatan: Dulu diperlakukan oleh beberapa penulis sebagai ras dari Sikatan narsis.
693. SIKATAN NARSIS Ficedula narcissina Lembar Gambar 77
(I: Narcissus Flycatcher)
Deskripsi: Berukuran kecil (13 cm), berwarna hitam dan kuning. Jantan: tubuh bagian atas hitam, tungging
kuning, bercak sayap putih, alis kuning mencolok, tubuh bagian bawah umumnya kuning. Betina: tubuh bagian
atas kelabu-zaitun, ekor merah karat, tubuh bagian bawah coklat muda tersapu kekuningan. Perbedaannya
dengan betina Sikatan: tunggir berwarna zaitun.
Iris coklat tua, paruh hitam kebiruan, kaki biru kelam.
Suara: Umumnya diam pada musim dingin, tetapi tidak banyak berbeda dengan Sikatan emas.
Penyebaran global: Berbiak di Asia timur laut, bermigrasi pada musim dingin ke Asia tenggara, Filipina, dan
Kalimantan.
Penyebaran lokal dan status: Di Kalimantan pengunjung musim dingin yang jarang di hutan terbuka dan
pinggir hutan, sampai ketinggian 1.400 m di Dataran Tinggi Kelabit.
Kebiasaan: Khas sikatan, memburu serangga dari tenggeran tajuk dan lapisan vegetasi tengah.
694. SIKATAN MUGIMAKI Ficedula mugimaki Lembar Gambar 77
(I: Mugimaki Flycatcher)
Deskripsi: Berukuran kecil (13 cm), berwarna jingga, hitam, dan putih (jantan), atau coklat dan jingga (betina).
Jantan: tubuh bagian atas kelabu kehitaman, alis putih sempit di belakang mata, ada bercak putih pada sayap dan
pinggir pangkal ekor, tenggorokan, dada, dan sisi perut jingga; perut tengah dan penutup ekor bawah putih.
Betina: tubuh bagian atas coklat, tubuh bagian bawah seperti jantan, tetapi berwarna lebih muda. Remaja: tubuh
bagian atas coklat polos, tubuh bagian bawah kuning tua, perut putih.
Iris coklat tua, paruh kelabu tua, kaki kecoklatan.
Suara: Sering bersuara “trrrr” yang lembut, diselingi "tii" mirip suara Sikatan emas.
Penyebaran global: Berbiak di Asia utara. Migrasi ke selatan pada musim dingin sampai Asia tenggara,
Filipina, Sulawesi, dan Sunda Besar.
Penyebaran lokal dan status: Pengunjung musim dingin yang tidak umum ke hutan dataran rendah dan
pegunungan sampai ketinggian 1.500 m di seluruh Sumatera dan Kalimantan. Di Jawa dan Bali lebih jarang.
Kebiasaan: Menghuni hutan perbukitan. Sering mengunjungi tajuk pinggir hutan, hutan bekas tebangan, dan
hutan pedalaman. Sering terlihat duduk diam pada batang atau dahan pohon mati, terbang tiba-tiba untuk
menangkap serangga yang sedang terbang.
695. SIKATAN KERONGKONGAN-MERAH Ficedula parva Lembar Gambar 77
(I: Red-breasted Flycatcher)
Deskripsi: Berukuran kecil (11,5 cm), berwarna coklat. Bulu putih mencolok pada pinggir pangkal ekor yang
berwarna gelap. Jantan biak: dada merah, tetapi jarang terlihat di Asia tenggara dan belum pernah terlihat di
Kalimantan. Betina dan jantan tidak berbiak: coklat kelabu buram, tenggorokan keputih-putihan.
Iris coklat tua, paruh dan kaki hitam.
Suara: Tanda bahaya serak dan tajam: “tzik”.
Penyebaran global: Berbiak di Paleartik, bermigrasi pada musim dingin ke Cina, Filipina, Asia tenggara, dan
Kalimantan.
Penyebaran lokal dan status: Pengembara yang jarang ke Kalimantan.
Kebiasaan: Hidup di atas pohon kecil di pinggir hutan dan sepanjang sungai. Bergegas untuk bersembunyi
dalam kerimbunan bila terganggu. Mengangkat ekor yang berwarna gelap untuk memperlihatkan bercak putih
pada pangkalnya. Mengeluarkan suara klik yang keras.
696. SIKATAN KERONGKONGAN-PUTIH Ficedula solitaris Lembar Gambar 77
(I: Rufous-browed Flycatcher; M: Sambar Rengkung Putih)
Deskripsi: Berukuran kecil (12 cm), berwarna kecoklatan. Perut putih, sisi tubuh dan garis pada dada coklat.
Bercak putih pada tenggorokan (berbentuk segitiga mencolok) kadang-kadang dibatasi oleh garis hitam,
terutama pada ras Sumatera utara. Mahkota dan sisi kepala merah karat; lingkar mata dan kekang kuning tua.
Remaja: coklat-zaitun, tenggorokan keputih-putihan, tubuh bagian bawah bercoretan coklat karat.
Iris coklat tua, paruh hitam, kaki merah jambu pucat.
Suara: Kicauan berupa siulan berdesis yang lemah, suara tanda bahaya yang terdiri dari tiga nada menurun
"three-blind-mice", dan suara "crr" berdengung serak.
Penyebaran global: Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, dan Sumatera.
Penyebaran lokal dan status: Di Sumatera, umum terdapat secara lokal di lantai hutan lebat antara ketinggian
900-2.400 m.
Kebiasaan: Aktif dan ribut pada tumbuhan bawah hutan, hidup dekat lantai hutan.
697. SIKATAN BODOH Ficedula hyperythra Lembar Gambar 77
(I: Snowy-browed Flycatcher; M: Burung Sambar Kudong)
Deskripsi: Berukuran kecil (11 cm), berwarna biru-kelabu atau merah karat. Jantan: tubuh bagian atas biru
jelaga, alis putih pendek mencolok, tubuh bagian bawah jingga, tenggorokan, dada, dan sisi tubuh kuning tua.
Betina: tubuh bagian atas coklat, tubuh bagian bawah kekuningan, alis kuning. Remaja: berbintik coklat.
Iris coklat tua, paruh hitam, kaki kelabu sampai coklat.
Suara: Nyanyian santai terdiri dari 3-4 nada lengking “ciit-cii-cii-caw” atau cicitan tunggal: "ciii".
Penyebaran global: India utara sampai Cina selatan, Filipina, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Sunda
Besar, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.
Penyebaran lokal dan status: Di Sumatera, Kalimantan (ditemukan dari G. Kinabalu ke selatan sampai Tama
Abo dan G. Mulu, juga Pegunungan Nyiut dan Pai), Jawa dan Bali, umum terdapat di hutan pegunungan antara
ketinggian 900-3.100 m.
Kebiasaan: Tidak menonjol. Duduk diam pada tenggeran rendah atau batang roboh, lalu terbang cepat untuk menangkap serangga tanah. Menghabiskan banyak waktu di tanah, berlompatan seperti cingcoang. Umumnya
tinggal sendirian dan agak jinak. Sesekali memakan buah-buahan kecil.
698. SIKATAN DADA-MERAH Ficedula dumetoria Lembar Gambar 77
(I: Rufous-chested Flycatcher; M: Burung Sambar Dada Oren)
Deskripsi: Berukuran kecil (11 cm), berwarna jingga, merah, dan putih (jantan). Jantan: tubuh bagian atas
hitam, dagu kemerahmudaan. Alis, garis sayap, dan pinggir pangkal ekornya putih; dada dan sisi perut jingga;
perut dan tungging putih. Betina: tubuh bagian atas coklat, kekang kuning tua, tubuh bagian bawah seperti
jantan, tetapi berwarna lebih pucat. Ras Kalimantan: alis lebih mencolok. Perbedaannya dengan Sikatan
mugimaki: dagu berwarna pucat, punggung lebih gelap, dan paruh lebih panjang.
Iris coklat, paruh kecoklatan, kaki kelabu.
Suara: Deringan tinggi: “tsst-tsst”, kicauan bervariasi, tetapi biasanya terdiri dari 3 nada, dengan tekanan pada
nada terakhir.
Penyebaran global: Semenanjung Malaysia dan Sunda Besar dan Nusa Tenggara.
Penyebaran lokal dan status: Di Sumatera menghuni hutan perbukitan, antara ketinggian 600-1.500 m, tidak
tercatat di selatan dari G. Kaba. Di Kalimantan, tidak umum terdapat di perbukitan, ditemukan di sepanjang
perbukitan dan secara lokal sampai permukaan laut. Di Jawa terutama ditemukan di Jawa barat. Tidak tercatat di
Bali, tetapi kemungkinan terdapat di sana.
Kebiasaan: Menghuni hutan primer. Mencari makan dekat tanah. Agak pendiam. Umumnya hidup
berpasangan.
699. SIKATAN BELANG Ficedula westermanni Lembar Gambar 77
(I: Little Pied Flycatcher; M: Sambar Gunung)
Deskripsi: Berukuran kecil (11 cm), berwarna hitam dan putih (jantan) atau coklat dan putih (betina). Jantan:
alis, garis sayap, pinggir pangkal ekor, dan tubuh bagian bawah putih, tubuh bagian atas hitam. Betina: tubuh
bagian atas coklat keabuan, tubuh bagian bawah keputih-putihan, ekor merah karat. Remaja: coklat berbintik
kuning kecoklatan.
Iris coklat, paruh dan kaki hitam.
Suara: Secara teratur mengeluarkan kicauan bernada tinggi yang lemah, nada-nada pertama naik, kemudian
turun “pi-pi-pi-pi-pi” diselingi getaran rendah “crrr” dan "tii".
Penyebaran global: India sampai Cina selatan, Filipina, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar
dan Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku.
Penyebaran lokal dan status: Umum terdapat secara lokal di hutan pegunungan, antara ketinggian 1.000-2.600
m di seluruh Sunda Besar.
Kebiasaan: Sering mengunjungi hutan pegunungan, hutan lumut, dan hutan cemara gunung. Mencari makan
pada semua tingkat tajuk. Sering bergabung dalam kelompok campuran.
700. SIKATAN BIRU-PUTIH Cyanoptila cyanomelana Lembar Gambar 78
(I: Blue-and-white Flycatcher)
Deskripsi: Berukuran besar (17 cm), berwarna biru, hitam, dan putih (jantan) atau coklat dan putih (betina).
Jantan: muka, tenggorokan, dan dada atas hitam; dada bawah, perut, dan penutup ekor bawah putih, tubuh
bagian atas biru mengilap, ada bercak putih pada pangkal ekor. Betina: tubuh bagian atas coklat-kelabu, sayap
dan ekor coklat; tenggorokan tengah dan perut putih.
Iris coklat, paruh dan kaki hitam.
Suara: Umumnya diam di daerah musim dingin.
Penyebaran global: Berbiak di Asia timur laut, bermigrasi ke selatan sampai Cina, Asia tenggara, Filipina, dan
Sunda Besar.
Penyebaran lokal dan status: Pengunjung musim dingin yang teratur sampai ketinggian 1.400 m ke
Kalimantan bagian utara, tetapi kurang umum di seluruh Kalimantan. Di Sumatera dan Jawa, pengunjung
musim dingin yang jarang ke hutan perbukitan sampai ketinggian 1.200 m. Di Bali tidak tercatat.
Kebiasaan: Mengunjungi hutan primer dan hutan sekunder. Mencari makan pada tajuk pohon yang cukup
tinggi. Juga memakan beberapa macam buah-buahan.
701. NILTAVA KEMBANG-PADI Niltava grandis Lembar Gambar 78
(I: Large Niltava; M: Burung Sambar Kumbang Padi)
Deskripsi: Berukuran besar (22 cm), berwarna gelap. Jantan: tubuh bagian atas dan mahkota biru; setrip pada
sisi leher, bercak pada bahu, dan tungging biru berkilau, tubuh bagian bawah hitam. Betina: coklat-zaitun-merah
karat, mahkota kelabu-biru, bercak leher biru muda, tenggorokan keputih-putihan. Remaja: coklat, ada bintik�bintik putih pada kepala dan bintik merah karat pada punggung, tubuh bagian bawah bersisik hitam 3
Iris coklat tua, paruh hitam, kaki kelabu.
Suara: Siulan jernih meninggi terdiri dari tiga nada, didahului oleh nada anggun: “k'tiu-tiu-ti”, juga suara
memaki-maki berderik.
Penyebaran global: Nepal sampai Cina barat daya, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, dan Sumatera.
Penyebaran lokal dan status: Di Sumatera cukup umum terlihat di hutan perbukitan dan pegunungan antara
ketinggian 900-1.500 m, secara lokal bisa mencapai ketinggian 2.500 m.
Kebiasaan: Hidup menyendiri pada tumbuhan bawah yang rimbun di hutan perbukitan dan pegunungan.
702. NILTAVA SUMATERA Niltava sumatrana Lembar Gambar 78
(I: Rufous-vented Niltava)
Deskripsi: Berukuran sedang (15 cm), berwarna gelap. Jantan: tubuh bagian atas biru tua, mahkota, bercak pada
sisi leher, bercak pada bahu, tunggir, dan penutup ekor biru berkilap; tenggorokan dan sisi kepala hitam, tubuh
bagian bawah jingga. Betina: coklat, ada garis putih sempit pada tenggorokan dan bercak biru berkilat pada
bahu. Remaja: coklat, ada bintik merah karat pada tubuh bagian atas dan sisik hitam pada tubuh bagian bawah.
Iris coklat tua, paruh hitam, kaki kelabu kebiruan.
Suara: “Tcik” yang keras.
Penyebaran global: Semenanjung Malaysia dan Sumatera.
Penyebaran lokal dan status: Di Sumatera utara, umum terdapat secara lokal di hutan pegunungan, di atas
ketinggian 1.000 m sampai batas pepohonan, tercatat ke selatan sampai G. Kerinci.
Kebiasaan: Menyendiri, hidup pada tumbuhan bawah dan lapisan tengah hutan lebat di pegunungan tinggi.
Sangat umum terdapat di puncak G. Kerinci.
703. SIKATAN BESAR Cyornis concretus Lembar Gambar 78
(I: White-tailed Flycatcher)
Deskripsi: Berukuran agak besar (19 cm), berwarna gelap. Ras Sumatera: berbercak putih mencolok pada
ekornya yang terkembang. Jantan: tubuh bagian atas biru tua, terdapat warna hitam pada sisi kepala dan bulu
terbang, dada hitam menjadi putih pada tungging. Betina: coklat, ada garis putih lebar pada tenggorokan, perut
dan penutup ekor bawah putih. Remaja: tubuh bagian atas coklat berbintik-bintik merah karat, tubuh bagian
bawah bersisik hitam.
Iris coklat tua, paruh hitam, kaki kelabu tua.
Suara: Siulan berdesis bervariasi dan tanda bahaya: “skrii” serak.
Penyebaran global: Assam, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan.
Penyebaran lokal dan status: Di Sumatera dan Kalimantan, kadang-kadang terlihat di hutan perbukitan antara
ketinggian 300-1.300 m. Juga sampai dekat daerah pesisir di beberapa tempat di Kalimantan.
Kebiasaan: Hidup menyendiri pada tumbuhan bawah di hutan perbukitan dan pegunungan.
704. SIKATAN ACEH Cyornis ruckii Lembar Gambar 78
(I: Rueck’s Blue-flycatcher)
Deskripsi: Berukuran agak besar (17 cm), berwarna biru. Jantan: kepala, tenggorokan, dan dada biru; tunggir
dan penutup ekor atas biru berkilap. Perbedaannya dengan Sikatan biru-muda: warna lebih gelap, tungging biru
berkilat, paruh lebih besar. Betina: tubuh bagian atas coklat- merah bata, tunggir dan ekor merah bata, dada
merah karat menjadi keputih-putihan pada perut. Perbedaannya dengan Sikatan biru-muda betina: dada merah
karat. Remaja: tubuh bagian atas coklat berbintik kuning tua, tubuh bagian bawah bersisik hitam menjadi
keputih-putihan pada perut tengah. Dahi, lingkar mata, tenggorokan, dan dadanya merah bata.
Iris coklat, paruh dan kaki hitam.
Suara: Tidak diketahui.
Penyebaran global: Endemik di Sumatera.
Penyebaran lokal dan status: Rentan (Collar dkk. 1994). Hanya diketahui empat ekor. Dua dikoleksi di hutan
sekunder di dataran rendah di daerah Medan, Sumatera utara. Dua lainnya dari Semenanjung Malaysia yang
diragukan asalnya. Mungkin jenis ini endemik di Sumatera.
Kebiasaan: Ditemukan di hutan bekas tebangan.
Catatan: Jenis ini dianggap dekat dengan Sikatan Hainan Cyornis hainana dari Cina selatan dan Indocina.
705. SIKATAN BIRU-MUDA Cyornis unicolor Lembar Gambar 78
(I: Pale Blue-flycatcher)
Deskripsi: Berukuran agak besar (16 cm), berwarna biru muda (jantan) atau kecoklatan (betina). Jantan: tubuh
bagian atas biru pirus terang, kekang hitam, tenggorokan dan dada biru lebih muda, perut putih keabuan,
penutup ekor bawah putih. Betina: tubuh bagian atas coklat-kelabu, ekor lebih coklat-merah bata, tubuh bagian
bawah coklat keabuan, lingkar mata dan kekang kuning-coklat. Remaja: coklat, berbintik hitam dan kuning kecoklatan.
Iris, paruh, dan kaki coklat.
Suara: Nyanyian manis, nyaring, menurun, kemudian tiga nada terakhir menaik lagi. Juga suara parau (kadang�kadang).
Penyebaran global: Himalaya sampai Cina selatan, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, dan Sunda Besar.
Penyebaran lokal dan status: Di Sumatera ditemukan di gunung-gunung ke selatan sampai G. Kerinci. Di
Kalimantan dan Jawa tidak umum terdapat di hutan perbukitan antara ketinggian 500-1.400 m, secara lokal
sampai ketinggian 200 m di Kalimantan. Di Bali tidak tercatat.
Kebiasaan: Tinggal pada tajuk di hutan primer. Agak pemalu.
706. SIKATAN CACING Cyornis banyumas Lembar Gambar 78
(I: Hill Blue-flycatcher; M: Burung Sambar Bukit)
Deskripsi: Berukuran sedang (15 cm), berwarna biru, jingga, dan putih (jantan) atau coklat (betina). Jantan:
tubuh bagian atas biru tua, dahi dan alis pendek biru muda; kekang, sekitar mata, pipi depan, dan bintik pada
dagu hitam; tenggorokan, dada, dan sisi tubuh jingga, perut putih. Perbedaannya dengan sikatan biru berdada
jingga lainnya: tenggorokan jingga, bintik dagu hitam, tunggir tidak mengilap. Betina: tubuh bagian atas coklat,
lingkar mata kuning tua, tubuh bagian bawah seperti jantan, tetapi berwarna lebih pucat. Remaja: coklat,
berbintik jingga-kuning tua pada tubuh bagian atas.
Iris coklat, paruh hitam, kaki coklat.
Suara: Kicauan terdiri dari dua sampai empat nada merdu nyaring, dan getaran menurun yang agak murung,
diselingi nada parau. Tanda bahaya: “cek-cek” yang serak.
Penyebaran global: Nepal sampai Cina barat daya, Palawan, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia,
Kalimantan, dan Jawa.
Penyebaran lokal dan status: Di Jawa, lebih umum terdapat dibandingkan sikatan lain (pada ketinggian rendah
sampai 1.300 m). Di Kalimantan hanya terdapat secara lokal di perbukitan (tidak umum).
Kebiasaan: Mengunjungi daerah terbuka yang teduh pada tumbuhan bawah di hutan primer dan hutan sekunder
pada semua ketinggian. Jika Sikatan mangrove tidak ada, jenis ini menghuni hutan pantai. Duduk diam, berburu
dari tenggeran rendah.
707. SIKATAN BIRU-LANGIT Cyornis caerulatus Lembar Gambar 78
(I: Large-billed Blue-flycatcher)
Deskripsi: Berukuran agak kecil (154 cm), berwarna biru dan jingga. Jantan: tubuh bagian atas biru, dahi,
punggung bawah, dan tunggir biru mengilap, dada merah bata-jingga tua menjadi kuning tua pada perut,
tenggorokan berwarna lebih pucat daripada dada. Terdapat variasi antar-ras. Ras jantan Serawak: dagu hitam,
ras Kalimantan barat: dahi tersapu merah bata, ras Sumatera: tungging lebih putih. Perbedaannya dengan
Sikatan cacing: tunggir biru mengilap. Betina: tubuh bagian atas coklat, tunggir dan ekor biru, ada sapuan
kebiruan pada mantel, tubuh bagian bawah seperti jantan, tanpa bintik hitam pada dagu.
Iris coklat tua, paruh hitam, kaki kelabu tua.
Suara: Kicauan terdiri dari beberapa nada lemah bernada tinggi disusul satu atau dua nada yang lebih nyaring,
rendah, dan panjang: "si-si-tiuuuw".
Penyebaran global: Endemik di Sumatera dan Kalimantan.
Penyebaran lokal dan status: Burung dataran rendah yang langka di Sumatera (hanya diketahui dari beberapa
catatan). Tidak umum pada ketinggian menengah di hutan Kalimantan.
Kebiasaan: Memburu serangga dari tenggeran rendah yang mencolok di hutan bekas tebangan. Di tempat yang
jauh dari pesisir dan sungai, jenis ini menggantikan keberadaan Sikatan Melayu dan Sikatan bakau.
708. SIKATAN KALIMANTAN Cyornis superbus Lembar Gambar 78
(I: Bornean Blue-flycatcher)
Deskripsi: Berukuran sedang (15 cm), berwarna biru dan jingga. Jantan: tubuh bagian atas biru, dahi, alis,
tengkuk, dan punggung bawah biru mengilap, dada jingga, lebih muda pada tenggorokan dan berubah menjadi
putih pada tungging. Betina: coklat, dengan dahi, tunggir, dan ekor merah bata mencolok.
Iris coklat tua, paruh hitam, kaki kelabu-biru.
Suara: Kicauan manis, terdiri dari dua sampai enam nada nyaring tinggi yang bersusulan cepat dengan lagu
yang sangat bervariasi.
Penyebaran global: Endemik di Kalimantan.
Penyebaran lokal dan status: Di Kalimantan, tidak umum di hutan perbukitan antara ketinggian 600-1.600 m,
secara lokal ditemukan di dataran rendah.
Kebiasaan: Hidup di hutan gelap dekat aliran air dan memburu serangga dari tenggeran rendah.
709. SIKATAN MELAYU Cyornis turcosus Lembar Gambar 78
(I: Malaysian Blue-flycatcher; M: Burung Sambar Biru Malaysia)
Deskripsi: Berukuran kecil (13 cm), berwarna biru tua. Jantan: tubuh bagian atas biru, tenggorokan biru terang,
kekang dan bulu terbang hitam, tunggir biru mengilap, dada merah bata-jingga, perut putih. Ras bervariasi
dalam tingkat terang warna birunya. Betina: seperti jantan, tetapi dagu dan tenggorokan putih. Remaja: tubuh
bagian atas coklat, berbintik kuning tua, sayap dan ekor biru, dada kuning tua dengan sisik hitam, berubah
menjadi putih kotor pada perut.
Iris coklat, paruh hitam, kaki kehitaman.
Suara: Tanda bahaya berciut: “crrk” atau nyanyian lemah: “didel-didel-dii-didel-dii”.
Penyebaran global: Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan.
Penyebaran lokal dan status: Di Sumatera cukup umum. Tetapi di Kalimantan penghuni hutan dataran rendah
yang lebih jarang, sampai ketinggian 800 m (tetapi umumnya ditemukan di bawah ketinggian 100 m).
Kebiasaan: Lebih menyukai hutan dataran rendah dan rawa, biasanya dekat aliran air dan sungai.
710. SIKATAN RANTING Cyornis tickelliae Lembar Gambar 78
(I: Tickell’s Blue-flycatcher; M: Sambar Kelicap Ranting)
Deskripsi: Berukuran sedang (15 cm), berwarna biru tua. Jantan: seperti Sikatan cacing, tetapi lebih terang
dengan pembatasan lebih tajam antara dada yang merah-jingga dan perut yang putih. Betina: seperti jantan,
tetapi tubuh bagian atas jauh lebih kelabu. Remaja: tidak dapat dibedakan dengan remaja Sikatan cacing.
Iris coklat, paruh hitam, kaki kehitaman.
Suara: Lima-tujuh nada getaran metalik yang menurun perlahan dan tanda bahaya parau: “trrrt”.
Penyebaran global: India, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, dan Sumatera.
Penyebaran lokal dan status: Di Sumatera, diperkirakan jarang di semak pantai, diketahui hanya dari satu ekor
di sungai Tasik, Sumatera utara.
Kebiasaan: Memburu serangga dari tenggeran rendah di hutan atau dari tanah.
711. SIKATAN BAKAU Cyornis rufigastra Lembar Gambar 78
(I: Mangrove Blue-flycatcher; M: Burung Sambar Biru Bakau)
Deskripsi: Berukuran sedang (15 cm), berwarna biru, jingga, dan putih. Sangat mirip Sikatan cacing.
Perbedaannya: dahi tidak biru muda, dagu lebih hitam, tubuh bagian bawah merah bata meluas lebih jauh ke
bawah perut. Betina: seperti jantan, tetapi berwarna lebih pucat, kekang keputih-putihan (membentuk huruf V di
atas paruh), dan dagu putih kekuningan. Ras bervariasi sedikit.
Iris coklat, paruh hitam, kaki berdaging kebiruan.
Suara: Nyanyian merdu dan nyaring, mirip nyanyian Sikatan cacing.
Penyebaran global: Filipina, Sulawesi, Semenanjung Malaysia, dan Sunda Besar.
Penyebaran lokal dan status: Di Sumatera (termasuk pulau-pulau di sekitarnya), terutama ditemukan di hutan
pantai dan hutan mangrove di dataran rendah timur dan pulau-pulaunya. Cukup umum terdapat di pesisir
Kalimantan (termasuk pulau-pulau di sekitarnya). Sekarang agak jarang di hutan pantai dan pulau-pulau kecil di
Jawa (termasuk Karimun Jawa), kebanyakan terdapat di Jawa barat, walaupun tercatat juga di Segara Anakan
dan Baluran. Di Bali tidak terdapat.
Kebiasaan: Menghuni pulau-pulau kecil, biasanya merupakan sikatan yang umum di tempat Sikatan cacing
tidak ada (misalnya Kep. Krakatau). Di daratan: terbatas di hutan pantai, hutan mangrove, dan perkebunan
pesisir. Sering ditemukan berpasangan, mudah dikenali karena betinanya berwarna biru. Berburu dekat tanah,
sangat menyukai rumpun nipa.
712. SIKATAN KERDIL Muscicapella hodgsoni Lembar Gambar 77
(I: Pygmy Blue-flycatcher)
Deskripsi: Berukuran sangat kecil (10 cm), berparuh sempit. Jantan: tubuh bagian atas biru, mahkota dan
tunggir biru berkilap, topeng hitam, tubuh bagian bawah merah bata kekuningan, perut tengah dan tungging
putih. Betina: tubuh bagian atas coklat, tunggir dan ekor merah bata, tubuh bagian bawah keputih-putihan,
tersapu kuning tua pada dada.
Suara: Tidak ada informasi.
Penyebaran global: Himalaya, Asia tenggara, Sumatera, dan Kalimantan.
Penyebaran lokal dan status: Ditemukan di Pegunungan Sumatera utara ke selatan sampai G. Kerinci, antara
ketinggian 1.100-2.400 m, tetapi hanya ada beberapa catatan. Di Kalimantan diketahui hanya dari G. Kinabalu,
G. Mulu, dan G. Dulit, serta di Peg. Mueller di Kalimantan.
Kebiasaan: Menyukai lapisan bawah hutan primer, kadang-kadang turun ke bawah, tetapi jarang ke lapisan
tengah. Suka membuka-buka sayap dan menegakkan ekor (P.R)
713. SIKATAN KEPALA-ABU Culicicapa ceylonensis Lembar Gambar 77
(I: Grey-headed Flycatcher; M: Burung Sambar Pacat)
Deskripsi: Berukuran kecil (12 cm), khas dengan kepala dan dada keabuan serta sedikit jambul. Tubuh bagian
atas berwarna zaitun, tubuh bagian bawah kuning.
Iris coklat, paruh atas hitam, paruh bawah kelabu, kaki coklat kekuningan.
Suara: Siulan manis, jelas: "ci-ti, ci-ti" dengan penekanan pada suku pertama, atau "piit-wit, wi-dii" dengan
penekanan pada nada terakhir, juga suara bergetar “cirri”.
Penyebaran global: India sampai Cina selatan, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, dan Sunda.
Penyebaran lokal dan status: Di Kalimantan, Jawa, Bali, dan Sumatera (termasuk pulau-pulau di sekitarnya),
umum tersebar luas di hutan, paling umum di hutan pegunungan antara ketinggian 600-1.600 m, tetapi juga
tercatat di dataran rendah sampai ketinggian 2.200 m.
Kebiasaan: Aktif dan ribut. Terbang dari cabang ke cabang, memburu dan mengintai serangga yang terbang.
Secara teratur membuka-buka ekor. Biasanya hidup pada tajuk bawah atau tajuk tengah. Sering bergabung
dalam kelompok campuran.
Catatan: Studi DNA memperlihatkan bahwa marga ini berkerabat dekat dengan suku Eopsaltriidae di Australia.
Sumber:Fieldguide burung FKJB dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar